Kereta api merupakan moda transportasi yang dibutuhkan masyarakat. Selain kecepatan yang tinggi, harga tiket yang relatif terjangkau juga menyebabkan kereta api merupakan ujung tombak transportasi di Indonesia. Ketika menjelang hari raya idul fitri, pastinya tiket kereta api ini sangat cepat terjual.
Populernya moda transportasi kereta api tidak luput juga dengan masalah di dalam kereta api yang semakin banyak. Salah satu masalah yang krusial ini adalah terkait dengan persediaan air bersih. Banyak masalah yang dihadapi oleh pelanggan ketika di dalam kereta api antara lain air bersih di toilet yang sering habis sampai dengan ketersediaan air di chiller atau mesin pendingin yang sering habis, apalagi ketika kapasitas kereta penuh dengan penumpang. Air bersih di kereta menjadi hal yang esensial ketika menghadapi rute perjalanan yang cukup jauh. Dengan adanya aliran air bersih , toilet di kereta api dapat terbebas dari bau tidak sedap dan tetap bersih selama perjalanan.
Selain persediaan air yang terbatas, kualitas air di kereta api juga menjadi masalah. Terkadang banyak air yang keruh di toilet ditemukan. Hal ini tentunya akan menyebabkan kenyamanan pelanggan kereta api terganggu. Dibutuhkan solusi jitu dan tepat guna dalam menghadirkan air di kereta api agar dapat dimanfaatkan oleh konsumen.
Saat ini, stasiun penyuplai air bersih di kereta api terdapat di beberapa tempat diantaranya : 1) Stasiun Banjar, 2) Stasiun Cirebon, 3) Stasiun Tegal, 4) Stasiun Kroya, 5) Stasiun Semarang Tawang, 6) Stasiun Semarang Poncol, 7) Stasiun Purwokerto, 8) Stasiun Yogyakarta Tugu, 9) Stasiun Lempuyangan, 10) Stasiun Solo, 11) Stasiun Madiun, 12) Stasiun Surabaya Pasar Turi, dan 13) Stasiun Surabaya Gubeng.
Dengan jumlah stasiun pengisian yang terbatas dan jumlah gerbong kereta api yang semakin banyak, pastinya akan menyebabkan ketersediaan air semakin terbatas. Menurut data yang didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), kebutuhan air bersih di stasiun Semut yang berlokasi di Surabaya mencapai 368.000 liter air setiap harinya, dengan 120.000 liter diantaranya digunakan untuk suplai air di kereta api. Jika seluruh kereta api beroperasi membutuhkan persediaan air, volume air yang digunakan bisa mencapai jutaan liter air per harinya
Solusi yang dapat digunakan untuk mengalirkan air dengan volume yang besar tersebut adalah dengan menggunakan Rucika Exoplas. Rucika Exoplas mampu mengalirkan air bersih dengan debit air yang lebih banyak, sehingga dapat mempercepat proses penggalian tersebut. Misalkan untuk pipa dengan pressure number (PN) 10 dan diameter luar 315mm, volume dalam 1 meter pipa HDPE adalah sebesar 60.49 liter, dan jika dibandingkan pipa Rucika Exoplas untuk ukuran yang sama debit pipanya bisa mencapai 72.55 liter. Ini berarti Rucika Exoplas dapat mengalirkan air 20% lebih besar daripada pipa HDPE sehingga untuk investasi jangka panjangnya lebih menguntungkan. Dengan debit air yang lebih besar pastinya pengaliran air dapat menjadi lebih cepat yang pastinya menguntungkan dalam pengisian air di kereta api.
-LKU-