Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang mengandung bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat, konsentrasi, dan jumlahnya, baik yang secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan lingkungan, kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Bahan yang sering ditemukan dalam limbah antara lain senyawa organik yang dapat terbiodegradasi, senyawa organik yang mudah menguap, senyawa organik yang sulit terurai, logam berat yang toksik, padatan tersuspensi, nutrien, mikroba pathogen, dan parasit.
Perkembangan sektor industri di Indonesia semakin pesat saat ini, turut memberikan dampak pada sektor lain, baik dampak positif maupun negatif. Dampak positif dari perkembangan industri ini begitu terasa pada sektor perekonomian yang mana begitu banyak lapangan pekerjaan tercipta, tidak hanya itu, banyak pula pemanfaatan teknologi baru yang akhirnya diaplikasikan di berbagai bidang. Adapun dampak negatif yang begitu dirasakan berasal dari limbah industri yang dibuang berupa, limbah cair yang mengandung zat-zat yang merugikan pada masyarakat sekitar. Karena adanya dampak negatif yang berasal dari limbah industri, maka setiap perusahaan perlu melakukan pengelolaan limbah industri.
Limbah cair dikenal sebagai entitas pencemar air. Sesuai dengan namanya, yang disebut sebagai limbah cair adalah limbah yang mempunyai bentuk cair. Biasanya limbah industri cair ini akan dibuang langsung ke saluran air seperti selokan, sungai bahkan lautan. Limbah cair ini sifatnya ada yang berbahaya dan ada pula yang dapat dinetralisir secara cepat. Limbah industri yang berbahaya yang dibuang langsung ke saluran seperti sungai, laut, maupun selokan tanpa dinetralisir terlebih dahulu pada akhirnya akan mencemari saluran- saluran tersebut sehingga akan menyebabkan ekosistem air menjadi rusak, bahkan banyak makhluk hidup yang akan mati dibuatnya. Contoh limbah cair dari industri ini antara lain adalah sisa pewarna pakaian cair, sisa pengawet cair, limbah tempe, limbah tahu, kandungan besi pada air, kebocoran minyak di laut, serta sisa- sisa bahan kimia lainnya.
Setelah mengetahui contoh-contoh dari limbah industri yang umum dihasilkan oleh industri, tahap selanjutnya adalah kita harus mengetahui bagaimana cara mereka mengelolanya. Suatu syarat wajib dari Pemerintah Indonesia yang harus dimiliki oleh setiap pelaku industri adalah memiliki suatu rencana pengolahan limbah. Setiap keuntungan yang didapatkan dari proses industri haruslah dibarengi dengan pengolahan limbah supaya tidak merugikan bagi lingkungan maupun bagi makhluk hidup yang lainnya.
Untuk mendukung pengelolaan limbah secara terpusat tentu membutuhkan alat transportasi limbah berupa pipa. Pemilihan jenis pipa yang tepat harus sesuai dengan fungsi dan kegunaannya, pilihlah jenis pipa yang memiliki kualitas dan standard yang baik. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya lingkungan yang sehat dan asri, PT. Wahana Duta Jaya Rucika menghadirkan sebuah produk pipa yang cocok digunakan untuk limbah industri yaitu RUCIKA LITE. Merupakan pipa uPVC yang dirancang untuk menggantikan sistem pembuangan terbuka. RUCIKA LITE hadir menjadi pilihan tepat para pelaku industri dalam pengelolaan sistem air limbah yang dihasilkan oleh proses industri.
RUCIKA LITE memiliki keunggulan dan manfaat sebagai berikut :
- Kualitas Internasional
- Kuat dan tidak mudah pecah
- Sistem Air buangan terlengkap (Pipa dan fitting sesuai standar SNI)
- Mudah dan cepat dalam pemasangan
- Ringan dan tahan lama
- Permukaan dalam yang halus dan tahan terhadap bahan kimia
Dalam melakukan pengelolaan limbah cair tentunya diperlukan pengenalan sifat-sifat limbah untuk mempermudah penetapan metode pengelolaan limbah cair yang efektif. Setiap pengolahan limbah cair juga membutuhkan peralatan pendukung sebagai faktor utama keberlangsungan pengelolaan, seperti pipa contohnya. Pilihlah jenis pipa yang tepat untuk proses pengolahan limbah cair industri sesuai dengan fungsi dan kebutuhannya.
-JDW-