Instalasi perpipaan yang ada disuatu bangunan pasti membutuhkan berbagai jenis material pipa untuk menjalankan fungsinya masing- masing. Mulai dari pipa air bersih yang biasa digunakan di Indonesia adalah pipa PVC (Polyvinyl Chloride) kelas AW/ VP, pipa HDPE (High Density Polyethylene) dan pipa PPR (Polypropylene Random). Lalu pipa air buangan yang banyak digunakan berbahan PVC kelas D/ VU dan Polypropylene Mineral Reinforced untuk pipa air buangan panas yang dapat mereduksi kebisingan aliran air buangan.
Sering kali para plumber atau aplikator pipa harus menyambungkan dua jenis pipa yang berbeda bahan untuk memenuhi kebutuhan pada suatu bangunan. Lalu bagaimana cara menyambungkan dua jenis pipa yang berbeda bahan tersebut? Sebagai contoh dari penyambungan yang paling sering dilakukan antara dua jenis pipa yang berbeda adalah pada jaringan air bersih dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yang biasa menggunakan pipa HDPE sebagai main line dan untuk mengalirkan air bersih ke bangunan maka diperlukan penyambungan ke pipa PVC. Penyambungan yang dilakukan tidak menggunakan lem atau penyambungan dengan metode kimiawi karena seperti yang sudah kita ketahui dua meterial yang berbeda akan sangat sulit bersenyawa. Jadi penyambungan metode mekanikal atau dengan ulir adalah cara yang paling tepat.
Metode penyambungan dua bahan pipa yang berbeda dengan ulir dapat menggunakan fitting atau sambungan clamp saddle, flange, valve socket (sok drat luar) yang digabung dengan faucet socket (sok drat dalam) atau dengan union thread (water mur). Dibawah ini adalah gambar contoh dari koneksi- koneksi antar dua pipa yang berbeda bahan.
Dengan adanya fitting atau sambungan pipa tersebut penggabungan dua jenis material pipa bukan lagi menjadi hal yang sulit bagi kita