Sahabat RUCIKA pasti tidak asing dengan SNI 8153:2015 terutama seorang perencana MEP seharusnya paham betul terhadap standarini. SNI ini mengajarkan bagaimana cara untuk mendesain instalasi plambing di dalam sebuah bangunan. Tidak hanya berbicara soal bagaimana bentuk instalasi pipa yang ideal, tetapi juga menjelaskan berapa dimensi pipa yang dibutuhkan.
SNI 8153:2015 tidak hanya mengakomodir perencanaan untuk instalasi pipa air bertekanan (seperti halnya instalasi air bersih), tetapi juga dapat digunakan untuk perencanaan instalasi pipa air limbah yang pada umumnya mengalir hanya dengan gravitasi tanpa ada alat bantu seperti pompa air, sehingga dibutuhkan kemiringan pada instalasi pipa horizontalnya.
Tidak hanya instalasi pipa air limbah dari toilet atau dapur yang membutuhkan kemiringan, instalasi pipa drainase air hujan pun demikian. Walaupun debit aliran air hujan lebih besar dari pada air limbah dari dapur, instalasi pipa tetap harus diberi kemiringanuntuk memperlancar aliran air. SNI 8153:2015 mencantumkan kemiringan untuk instalasi pipa air hujan sebesar 1%, 2%, dan 4%. Tetapi pada realitanya di lapangan, seringkali kemiringan instalasi pipa kurang dari 1%. Semakin landai kemiringannya berakibat pada kecepatan aliran semakin rendah, bila aliran semakin rendah maka dimensi pipa yang dibutuhkan semakin besar. Tetapi hal ini sering kali tidak diterapkan di lapangan, dimensi pipa tidak dibuat lebih besar ketika kemiringannya kecil.
Melihat fakta tersebut, sahabat RUCIKA pasti ada yang bertanya-tanya “memang apa sih susahnya membuat kemiringan instalasi pipa drainase?” Seperti yang sudah ketahui bahwa di dalam bangunan terdapat banyak instalasi pipa, ada pipa air dingin, air panas, hydrant, pipa drainase dan lainnya. Tentunya dari pihak perencana harus cerdik dalam mengatur tata letak keseluruhan instalasi pipa agar cukup berada di atas plafon (ceiling), terlebih lagi ruang untuk instalasi akan berkurang dikarenakan adanya struktur balok.
Hal inilah yang membatasi kemiringan instalasi pipa horizontal karena akan berimbas pada estetika. Semakin panjang jalur pipa, semakin turun ujung pipa tersebut dan semakin turun pula plafon yang berakibat pada tinggi ruangan akan semakin pendek. Jika hal tersebut sudah terjadi, hanya ada dua pilihan yaitu memperbanyak pipa turun sehingga tidak perlu membuat instalasi horizontal panjang yang masuk ke dalam shaft pipa, atau memperkecil bahkan meniadakan kemiringan pipa. Dua hal tersebut merupakan pilihan yang tidak menguntungkan bagi pemilik bangunan karena berdampak negatif pada kenyamanan dan keamanan.
Lalu apakah bisa membuat instalasi drainase air hujan dengan pipa turun yang sedikit dan tanpa membutuhkan kemiringan pada pipa horisontalnya? Tentu saja bisa dengan RUCIKA Siphonic System.
Seperti yang telah dibahas pada artikel sebelumnya tentang cara kerja Rucika Siphonic System yang memanfaatkan kondisi vakum, sehingga terjadi tekanan negatif yang menarik air pada instalasi pipa horisontal ke pipa turun. Karena efek sifon yang ditimbulkan ini, sehingga tidak membutuhkan kemiringan pipa untuk mengalirkan air dari pipa horisontal ke pipa turun. Tidak perlu khawatir air akan menggenang di dalam pipa walaupun instalasi memiliki kemiringan 0%.
Selain keuntungan tersebut, anda juga dapat menghemat kebutuhan pipa turun karena dengan efek yang diciptakan dari siphonic system aliran air memiliki kecepatan yang tinggi, sehingga dalam satu jalur instalasi dapat dilewati debit air yang jauh lebih besar daripada instalasi air hujan konvensional. Sehingga selain bisa menghindari instalasi pipa turun di kolom bangunan, anda uga dapat memperkecil ukuran shaft plambing karena jalur pipa akan lebih sedikit daripada sistem konvensional,
CFS